Di usia belasan tahun , saat aku masih SMK, aku mulai memberanikan diri belajar ngamen. Bersama adik kelas dan teman aktivis Jalanan, aku mulai memasuki beberapa wilayah perumahan Jakarta.
Kehadiran kami di beberapa perumahan menengah , di Jakarta Selatan, sering dapat sambutan positip oleh warga penghuni- dibanding negatipnya yang cuma dikit.
Hasil ngamen biasanya kami bagi rata bertiga, setelah dipotong buat transport dan makan. Tapi, waktu ngajak Heri, temanku yang agak "gokil", semua jatah bagian dia dihabisin buat jajan, sementara kami yang lain, karena sudah makan bersama, jatahnya pembagian hasil ngamen masih utuh. Apalagi kali Heri lagi kumat ngrokoknya! Wah bisa nombok dia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar